Pengertian COVID-19
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, seperti lansia (golongan usia lanjut), orang dewasa, anak-anak, dan bayi, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.
Virus menyebar melalui tetesan air liur yang muncrat dari mulut orang akibat batuk atau bersin, yang kemudian masuk ke tubuh orang yang berada di dekatnya melalui mulut, hidung dan mata. Virus kemudian masuk ke jalur pernafasan dan membran mukus di bagian belakang tenggorokan, menempel pada sebuah reseptor di dalam sel, dan mulai berkembang di sana.
Virus ini menular melalui percikan dahak (droplet) dari saluran pernapasan, misalnya ketika berada di ruang tertutup yang ramai dengan sirkulasi udara yang kurang baik atau kontak langsung dengan droplet.
Virus ini mempunyai protein dengan ujung tajam yang membuat virus bisa menempel ke membran sel, dan dari situ, materi genetis virus masuk ke sel tubuh manusia. Materi genetis tersebut kemudian membajak metabolisme sel dan membuat sel tidak lagi berkembang untuk kesehatan tubuh melainkan untuk memperbanyak virusnya.
Gejala COVID-19
Infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona.
Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu:
- Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)
- Batuk kering
- Sesak napas
Ada beberapa gejala lain yang juga bisa muncul pada infeksi virus Corona meskipun lebih jarang, yaitu:
- Diare
- Sakit kepala
- Konjungtivitis
- Hilangnya kemampuan mengecap rasa
- Hilangnya kemampuan untuk mencium bau (anosmia)
- Ruam di kulit
Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah penderita terpapar virus Corona. Sebagian pasien yang terinfeksi virus Corona bisa mengalami penurunan oksigen tanpa adanya gejala apapun. Kondisi ini disebut happy hypoxia.
Guna memastikan apakah gejala-gejala tersebut merupakan gejala dari virus Corona, diperlukan rapid test atau PCR. Untuk menemukan tempat melakukan rapid test atau PCR di sekitar rumah Anda,
Diagnosis Virus Corona (COVID-19)
Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus Corona, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien dan apakah pasien baru saja bepergian atau tinggal di daerah yang memiliki kasus infeksi virus Corona sebelum gejala muncul. Dokter juga akan menanyakan apakah pasien ada kontak dengan orang yang menderita atau diduga menderita COVID-19.
Guna memastikan diagnosis COVID-19, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut:
Rapid test untuk mendeteksi antibodi (IgM dan IgG) yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus Corona. Namun, rapid test antigen sekarang dianggap lebih akurat dibandingkan rapid antibodi. Meski demikian, pemeriksaan rapid test atau swab antigen tidak dianjurkan untuk dilakukan mandiri di rumah dan harus oleh petugas medis.
Swab test atau tes PCR (polymerase chain reaction) untuk mendeteksi virus Corona di dalam dahak.
CT scan atau Rontgen dada untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-paru.
Pengobatan Virus Corona (COVID-19)
Belum ada obat yang benar-benar efektif untuk mengatasi infeksi virus Corona atau COVID-19. Pilihan pengobatan akan disesuaikan dengan kondisi pasien dan tingkat keparahannya. Beberapa pasien dengan gejala ringan atau tanpa gejala akan disarankan untuk melakukan protokol isolasi mandiri di rumah sambil tetap melakukan langkah pencegahan penyebaran infeksi virus Corona.
Selain itu, dokter juga bisa memberikan beberapa langkah untuk meredakan gejalanya dan mencegah penyebaran virus corona, yaitu:
- Merujuk penderita COVID-19 yang berat untuk menjalani perawatan dan karantina di rumah sakit rujukan
- Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi penderita
- Menganjurkan penderita COVID-19 untuk melakukan isolasi mandiri dan istirahat yang cukup
- Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih untuk menjaga kadar cairan tubuh
Pencegahan
Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain, dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak.
Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk saat pergi berbelanja bahan makanan dan mengikuti ibadah di hari raya, misalnya Idul Adha.
Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum.
Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara rutin, beristirahat yang cukup, dan mencegah stres.
Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif terinfeksi virus Corona, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.
Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke tempat sampah.
Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan, termasuk kebersihan rumah.
Lakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain.
Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.
Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya hubungi dulu pihak rumah sakit untuk menjemput.
Larang orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda benar-benar sembuh.
Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sakit.
Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan tidur dengan orang lain.
Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau sedang bersama orang lain.
Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu segera buang tisu ke tempat sampah.
Happy Hipoksia
Happy hypoxia disebut juga silent hypoxia atau hypoxemia, sebuah kondisi ketika tubuh tidak merasakan gejala seperti sesak napas, tapi jika kadar oksigen dalam jaringan diperiksa, akan didapati hasil yang sangat rendah.
Mengingat happy hypoxia sangat berbahaya bila tidak ditangani segera, penting bagi pengidap COVID-19 untuk mewaspadai gejala kondisi tersebut. Segera kunjungi rumah sakit bila kamu mengalami gejala-gejala seperti batuk, denyut jantung meningkat atau melambat, nafas menjadi cepat, sesak napas, berkeringat, dan penurunan kesadaran.
Panduan Isolasi Mandiri
Jika sakit, tetap di rumah:
- Jangan pergi bekerja, ke sekolah, atau ke ruang publik untuk menghindari penularan COVID-19 ke orang lain di masyarakat.
- Harus mengisolasi diri dan memantau diri sendiri untuk menghindari kemungkinan penularan kepada orang-orang di sekitar anda termasuk keluarga.
- Melaporkan kepada fasilitas pelayanan kesehatan terdekat tentang kondisi kesehatannya, riwayat kontak dengan pasien COVID-19 atau riwayat perjalanan dari negara/area transmisi lokal, untuk dilakukan pemeriksaan sampel oleh petugas kesehatan.
Isolasi diri sendiri:
- Ketika seseorang yang sakit (demam atau batuk/pilek/nyeri tenggorokan/gejala penyakit pernafasan lainnya), namun tidak memiliki risiko penyakit penyerta lainnya (diabetes, penyakit jantung, kanker, penyakit paru kronik, AIDS, penyakit autoimun, dll), maka secara sukarela atau berdasarkan rekomendasi petugas kesehatan, tinggal di rumah dan tidak pergi bekerja, sekolah, atau ke tempat-tempat umum.
- Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang memiliki gejala demam/gejala pernafasan dengan riwayat dari negara/area transmisi lokal, dan/atau orang yang tidak menunjukkan gejala tetapi pernah memiliki kontak erat dengan pasien positif COVID-19.
- Lama waktu isolasi diri selama 14 hari hingga diketahuinya hasil pemeriksaan sampel di laboratorium.
Yang harus dilakukan saat isolasi diri
- Tinggal di rumah, dan jangan pergi bekerja dan ke ruang publik.
- Gunakan kamar terpisah di rumah dari anggota keluarga lainnya. Jika memungkinkan, upayakan menjaga jarak setidaknya 1 meter dari anggota keluarga lain.
- Gunakan selalu masker selama masa isolasi diri.
- Lakukan pengukuran suhu harian dan observasi gejala klinis seperti batuk atau kesulitan bernapas.
- Hindari pemakaian bersama peralatan makan (piring, sendok, garpu, gelas), dan perlengkapan mandi (handuk, sikat gigi, gayung) dan linen/seprai.
- Terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan mengonsumsi makanan bergizi, melakukan kebersihan tangan rutin, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta keringkan, lakukan etika batuk/bersin.
- Berada di ruang terbuka dan berjemur di bawah sinar matahari setiap pagi.
- Jaga kebersihan rumah dengan cairan desinfektan.
- Hubungi segera fasilitas pelayanan kesehatan jika sakit memburuk (seperti sesak nafas) untuk dirawat lebih lanjut.
Cara yang benar menggunakan masker
- Pastikan masker menutup mulut, hidung dan dagu dan bagian yang berwarna berada di sebelah depan.
- Tekan bagian atas masker supaya mengikuti bentuk hidung dan tarik ke belakang di bagian bawah dagu.
- Lepaskan masker yang telah digunakan dengan hanya memegang tali dan langsung buang ke tempat sampah tertutup. Cuci tangan pakai sabun dan air atau hand sanitizer setelah membuang masker yang telah digunakan.
- Hindari menyentuh masker saat menggunakannya.
- Jangan gunakan kembali masker sekali pakai. Ganti secara rutin apabila kotor atau basah.
Nutrisi untuk penderita COVID-19
Setiap hari, makanlah: buah (4 porsi), sayuran (5 porsi), 180 gram biji-bijian, 160 gram daging dan kacang-kacangan.
Daging merah dapat dimakan 1-2 kali seminggu dan unggas 2-3 kali per minggu.
Makan buah-buahan, sayuran, polong-polongan (misalnya lentil, kacang-kacangan), kacang-kacangan atau biji-bijian (misalnya jagung yang belum diolah, millet, oat, gandum, beras merah atau umbi atau akar bertepung seperti kentang, ubi, talas atau singkong), dan makanan dari hewan sumber (misalnya daging, ikan, telur dan susu).
Untuk camilan, pilih sayuran mentah dan buah segar daripada makanan yang tinggi gula, lemak, atau garam.
Jangan terlalu lama memasak sayuran dan buah karena dapat menyebabkan hilangnya vitamin penting.
Minum air putih 8-10 gelas setiap hari.
Konsumsi lemak tak jenuh (misalnya ditemukan pada ikan, alpukat, kacang-kacangan, minyak zaitun, kedelai).
Yang harus dilakukan agar mempercepat metabolisme dan membersihkan sisa material virus
- Cukup tidur = 8 jam sehari
- Cukup olahraga 20 menit per hari
- Cukup minur putih 2 liter per hari
- Makan protein tinggi
- Jika perlu minum kopi hitam tanpa gula : 1 gelas / hari
Paket Agarillus Series untuk membantu meringankan paparan virus covid-19
CELTE: 3 x sehari 1 sloki –> membantu mengatasi dehidrasi
AGARILLUS DROP : 3 x sehari 15 tetes –> kandungan gamat ini adalah protein tinggi untuk membantu regenerasi sel dan menambah jumlah sel imun. Kandungan pegagan membantu melemahkan mikroorganisme (virus).
AGARILLUS SQUALENE : 3 x sehari 2 kapsul –> membantu melancarkan peredaran darah , menambah asupan nutrisi (lemak tak jenuh), membantu mempercepat metabolisme sehingga racun-racun dalam tubuh segera keluar.
SERBUK BATUK & ASMA (optional) : 3 x sehari 1 bungkus –> membantu mengeluarkan dahak.
MADU HITAM PAHIT : 3 x sehari 2 sendok makan –> menambah nutrisi, sebagai sumber energi dan mempercepat penyembuhan penyakit.
Ditulis oleh:
Ibu Apt. Mitta Aninjaya, S.Farm
Konsultan Kesehatan CV. Mutiara Berlian