Pengertian Toxoplasma
Toksoplasmosis, suatu penyakit yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii, dan merupakan penyakit parasit pada hewan yang dapat ditularkan ke manusia. Parasit ini merupakan golongan Protozoa yang bersifat parasit obligat intraseseluler. Toksoplasmosis merupakan salah satu dari sekian banyak penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang secara alami dapat menular dari hewan ke manusia.
Gejala klinis dari penyakit ini tidak nampak, namun telah banyak menimbulkan kerugian baik bagi manusia maupun hewan yang terkena infeksinya. Manusia dan hewan termasuk unggas dapat menderita toksoplasmosis melalui 3 cara:
- Mengonsumsi daging yang kurang masak yang terinfeksi takizoit (pada fase akut).
- Menelan bentuk bradizoit (fase kronis) dengan cara mengkonsumsi makanan dan minuman yang tercemar oosista yang berasal dari tinja kucing yang terinfeksi
- Secara transplasental dari induk yang terinfeksi selama masa kehamilan.
Tidak seperti pada berbagai penyakit lainnya, kasus toksoplasmosis umumnya tidak menunjukkan adanya gejala klinis baik pada hospes definitif maupun hospes perantara. Pada kucing misalnya, toxoplasma umumnya jarang disertai timbulnya gejala klinis meskipun kucing tersebut terinfeksi oleh oosista yang jumlahnya berjuta-juta.
Toksoplasmosis pada domba dan kambing memiliki arti penting. Hal ini mengingat masyarakat Indonesia yang sangat menggemari jenis masakan sate. Sate yang dimasak kurang matang terutama di bagian tengah memungkinkan kista bradizoit masih aktif sehingga dapat menginfeksi manusia yang mengonsumsi.
Gejala
Gejala-gejala klinis toksoplasmosis pada domba dan kambing juga tidak tampak jelas, mungkin dapat dijumpai demam hingga 41,5 °C, anemia, batuk-batuk, diare, nafsu makan hilang, kelumpuhan, otot paha gemetar dan gejala syaraf. Apabila infeksi ini melanjut akan terjadi keguguran, lahir cacat atau kematian Infeksi yang terjadi pada kambing diketahui lebih parah dibandingkan domba.
Toksoplasmosis menjadi sangat penting karena infeksi yang terjadi pada saat kehamilan dapat menyebabkan abortus spontan atau kelahiran anak yang dalam kondisi abnormal atau disebut sebagai kelainan kongenital seperti hidrosefalus, mikrosefalus, iridosiklisis dan retardasi mental. Berdasarkan cara penularan dan gejala klinisnya, toksoplasmosis dapat dikelompokkan atas:
- Toksoplasmosis akuisita (dapatan)
- Toksoplasmosis kongenital.
Baik toksoplasmosis dapatan maupun kongenital, sebagian besar asimptomatis atau tanpa gejala. Keduanya dapat bersifat akut dan kemudian menjadi kronik atau laten. Gejalanya nampak sering tidak spesifik dan sulit dibedakan dengan penyakit lain.
Toksoplasmosis Akuisita
Toksoplasmosis dapatan biasanya tidak diketahui karena jarang menimbulkan gejala. Tetapi bila seorang ibu yang sedang hamil mendapat infeksi primer, ada kemungkinan bahwa 50% akan melahirkan anak dengan toksoplasmosis kongenital. Gejala yang dijumpai pada orang dewasa maupun anak-anak umumnya ringan. Gejala klinis yang paling sering dijumpai pada toksoplasmosis dapatan adalah limfadenopati dan rasa lelah, disertai demam dan sakit kepala.
Pada infeksi akut, limfadenopati sering dijumpai pada kelenjar getah bening daerah leher bagian belakang. Gejala tersebut di atas dapat disertai demam, mialgia dan malaise. Bentuk kelainan pada kulit akibat toksoplasmosis berupa ruam makulopapuler yang mirip kelainan kulit pada demam titus, sedangkan pada jaringan paru dapat terjadi pneumonia interstisial.
Toksoplasmosis Kongenital
Gambaran klinis toksoplasmosis kongenital dapat bermacam-macam. Ada yang tampak normal pada waktu lahir dan gejala klinisnya baru timbul setelah beberapa minggu sampai beberapa tahun. Ada gambaran eritroblastosis, hidropsfetalis dan triad klasik yang terdiri dari hidrosefalus, korioretinitis dan perkapuran intrakranial atau tetrad sabin yang disertai kelainan psikomotorik.
Toksoplasmosis kongenital dapat menunjukkan gejala yang sangat berat dan menimbulkan kematian penderitanya karena parasit telah tersebar luas di berbagai organ penting dan juga pada sistem saraf penderita. Gejala susunan syaraf pusat sering meninggalkan gejala sisa, misalnya retardasi mental dan motorik. Kadang-kadang hanya ditemukan sikatriks pada retina yang dapat kambuh pada masa anak-anak, remaja atau dewasa.
Korioretinitis karena toksoplasmosis pada remaja dan dewasa biasanya akibat infeksi kongenital. Akibat kerusakan pada berbagai organ, maka kelainan yang sering terjadi bermacam-macam jenisnya. Kelainan pada bayi dan anak-anak akibat infeksi pada ibu selama kehamilan trimester pertama, dapat berupa kerusakan yang sangat berat sehingga terjadi abortus atau lahir mati, atau bayi dilahirkan dengan kelainan seperti ensefalomielitis, hidrosefalus, kalsifikasi serebral dan korioretinitis.
Pada anak yang lahir prematur, gejala klinis lebih berat dari anak yang lahir cukup bulan, dapat disertai hepatosplenomegali, ikterus, limfadenopati, kelainan susunan syaraf pusat dan lesi mata.
Pencegahan Toksoplasmosis
- Peranan kucing sebagai hospes definitif merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi timbulnya toksoplasmosis, karena kucing mengeluarkan berjuta-juta ookista dalam tinjanya, yang dapat bertahan sampai satu tahun di dalam tanah yang teduh dan lembab. Untuk mencegah hal ini, maka dapat dijaga terjadinya infeksi pada kucing, yaitu dengan memberi makanan yang matang sehingga kucing tidak berburu tikus atau burung.
- Lalat dan lipas dapat menjadi vektor mekanik yang dapat memindahkan ookista dari tanah atau lantai ke makanan. Untuk mencegah terjadinya infeksi dengan ookista yang berada di dalam tanah, dapat diusahakan mematikan ookista dengan bahan kimia seperti formalin, amonia dan iodin dalam bentuk larutan serta air panas 70°C yang disiramkan pada tinja kucing.
- Anak balita yang bermain di tanah atau ibu-ibu yang gemar berkebun, juga petani sebaiknya mencuci tangan yang bersih dengan sabun sebelum makan.
- Sayur-mayur yang dimakan sebagai lalapan harus dicuci bersih, karena ada kemungkinan ookista melekat pada sayuran, makanan yang matang harus di tutup rapat supaya tidak dihinggapi lalat atau kecoa yang dapat memindahkan ookista dari tinja kucing ke makanan tersebut.
- Kista jaringan dalam hospes perantara (kambing, sapi, babi dan ayam) sebagai sumber infeksi dapat dimusnahkan dengan memasaknya sampai 66°C. Daging dapat menjadi hangat pada semua bagian dengan suhu 65°C selama empat sampai lima menit atau lebih, maka secara keseluruhan daging tidak mengandung kista aktif, demikian juga hasil daging siap konsumsi yang diolah dengan garam dan nitrat.
- Setelah memegang daging mentah (tukang potong, penjual daging, tukang masak) sebaiknya cuci tangan dengan sabun sampai bersih.
Pencegahan dengan herbal
Terutama pada ibu hamil bisa dengan menggunakan
Agarillus Drop 3 x 15 tetes
Celte 3 x sloki
Diharapkan dapat menjaga kehamilan agar tetap berjalan dengan baik dan mencegah kecacatan pada janin yang dikandung.
Pengobatan
Untuk kasus terdeteksi adanya toxoplasma dalam darah penderita, kita bisa gunakan herbal Celte, Agarillus Drop, Prokan, dan Madu Temulawak. Semua herbal tersebut digunakan untuk membunuh protozoa yang ada dalam darah atau pun tubuh dan meningkatkan daya tahan tubuh penderita.
Baiknya pasien dalam program kehamilan memeriksakan dahulu darahnya apakah terbebas dari protozoa toxoplasma atau tidak. Karena pengobatan selama sebelum terjadinya kehamilan akan lebih mudah dan aman dibandingkan pengobatan dalam kondisi pasien sedang hamil.
Ditulis oleh:
dr. Ipak Ridmah Rikenawaty, M.Si
Konsultan Kesehatan CV. Mutiara Berlian