9 Cara Mudah Cegah Diabetes Melitus Tanpa Keluhan

9 Cara Mudah Cegah Diabetes Melitus Tanpa Keluhan

Diabetes Melitus merupakan penyakit metabolik yang terjadi oleh interaksi berbagai faktor: genetik, imunologik, lingkungan dan gaya hidup. Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin progresif dilatarbelakangi oleh resistensi insulin.

Diabetes Mellitus merupakan kondisi kronis yang terjadi saat meningkatnya kadar glukosa dalam darah karena tubuh tidak mampu memproduksi banyak hormon insulin atau kurangnya efektifitas fungsi insulin.

Gejala Diabetes Melitus

Gejala yang muncul pada penderita Diabetes Mellitus diantaranya :

  • Poliuri (banyak kencing)

Poliuri merupakan gejala awal diabetes yang terjadi apabila kadar gula darah sampai di atas 160-180 mg/dl. Kadar glukosa darah yang tinggi akan dikeluarkan melalui air kemih, jika semakin tinggi kadar glukosa darah maka ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang banyak. Akibatnya penderita diabetes sering berkemih dalam jumlah banyak.

  • Polidipsi (banyak minum)

Polidipsi terjadi karena urin yang dikeluarkan banyak, maka penderita akan merasa haus yang berlebihan sehingga banyak minum.

  • Polifagi (banyak makan)

Polifagi terjadi karena berkurangnya kemampuan insulin mengelola kadar gula dalam darah sehingga penderita merasakan lapar yang berlebihan.

  • Penurunan Berat Badan

Penurunan berat badan terjadi karena tubuh memecah cadangan energi lain dalam tubuh seperti lemak.

Klasifikasi Diabetes Melitus

  • Diabetes Melitus Tipe 1

Diabetes Mellitus tipe 1 terjadi karena adanya destruksi sel beta pankreas karena sebab autoimun. Pada Diabetes Mellius tipe ini terdapat sedikit atau tidak sama sekali sekresi insulin.

Faktor penyebab terjadinya Diabetes Mellitus Tipe 1 adalah infeksi virus atau rusaknya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan karena reaksi autoimun yang merusak sel-sel penghasil insulin.

  • Diabetes Melitus Tipe 2

Pada penderita Diabetes Mellitus tipe ini terjadi hiperinsulinemia tetapi insulin tidak bisa membawa glukosa masuk ke dalam jaringan karena terjadi resistensi insulin yang merupakan turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati.

  • Diabetes Melitus Gestasional

Diabetes Mellitus tipe ini terjadi selama masa kehamilan, dimana intoleransi glukosa didapati pertama kali pada masa kehamilan, biasanya pada trimester kedua dan ketiga.

Faktor Resiko Diabetes Melitus

  • Usia

Terjadinya Diabetes Mellitus tipe 2 bertambah dengan pertambahan usia (jumlah sel β yang produktif berkurang seiring pertambahan usia).

  • Berat Badan

Berat badan lebih BMI >25 atau kelebihan berat badan 20% meningkatkan dua kali risiko terkena Diabetes Mellitus. Prevalensi Obesitas dan diabetes berkolerasi positif, terutama obesitas sentral. Obesitas menjadi salah satu faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit Diabetes Mellitus.

  • Riwayat Keluarga

Orang tua atau saudara kandung mengidap Diabetes Mellitus. Sekitar 40% diabetes terlahir dari keluarga yang juga mengidap Diabetes Mellitus.

  • Gaya Hidup

Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas sehari-hari. Makanan cepat saji (junk food), kurangnya berolahraga dan minum-minuman yang bersoda merupakan faktor pemicu terjadinya Diabetes Mellitus tipe 2.

Komplikasi Kronik

Berikut adalah komplikasi yang sering timbul karena penyakit Diabetes Melitus

  • Hiperglikemia dan Hipoglikemia

Jika diabetesi (penderita diabetes) tidak dapat mengontrol penyakitnya, kadar gula dalam darah bisa melonjak tinggi atau bahkan turun sangat rendah. Kondisi nilai gula darah yang terlalu tinggi dari batas normal (bisa mencapai 500 mg/dL) disebut hiperglikemia. Sebaliknya, jika terlalu rendah (kurang dari 60 mg/dL) dinamakan hipoglikemia.

Penderita diabetes tipe 1 dapat mengalami hiperglikemia jika tidak melakukan suntik insulin sebelum makan. Ini karena tubuh akan kekurangan insulin yang berfungsi dalam proses perubahan glukosa menjadi energi. Sementara itu, orang yang rutin mengonsumsi obat diabetes juga bisa mengalami hipoglikemia jika tidak memantau kadar glukosa darahnya dengan baik.

  • Rambut rontok

Rambut rontok mungkin tergolong komplikasi diabetes melitus yang paling ringan. Meski tidak terlalu bahaya bagi kesehatan tubuh, rambut rontok tetap tidak boleh disepelekan.

Kerontokan rambut terjadi akibat kerusakan pembuluh darah sehingga aliran darah segar penuh nutrisi ke folikel rambut jadi terhambat. Folikel yang kekurangan nutrisi dan oksigen pada akhirnya melemah dan tidak dapat mendukung pertumbuhan rambut sehat.

Selain itu, kondisi ini juga ikut berdampak pada cara kerja sistem endokrin. Sistem endokrin menghasilkan hormon androgen yang mengatur pertumbuhan rambut serta kesehatan folikel rambut. Ketika sistem endokrin bermasalah, kesehatan folikel rambut juga bisa ikut terpengaruh sehingga rambut jadi mudah rontok.

  • Masalah gigi dan mulut

Komplikasi diabetes melitus selanjutnya adalah masalah gigi dan mulut. Komplikasi ini umumnya muncul akibat kadar gula darah tinggi yang tidak terkendali. Kondisi tersebut dapat memicu infeksi dan berbagai masalah pada mulut, termasuk gangguan pada gigi, gusi, serta lidah.

Air liur mengandung gula alami. Ketika diabetes tidak terkontrol, tak hanya glukosa dalam darah saja yang meningkat tapi juga glukosa pada air liur. Air liur yang tinggi gula akan mengundang bakteri untuk tumbuh dan berkembang di dalam mulut.

Nantinya, bakteri yang berkumpul di dalam mulut akan memicu pembentukan plak pada permukaan gigi. Plak yang semakin menebal dapat membuat gusi dan daerah di sekitar mulut menjadi meradang dan terinfeksi. Beberapa masalah gigi dan mulut yang sering dialami oleh para diabetesi meliputi radang gusi (gingivitis), penyakit gusi (periodontitis), mulut kering, hingga candidiasis (infeksi jamur di mulut).

  • Disfungsi ereksi pada pria dan infeksi jamur vagina pada wanita

Efek diabetes pada pria berupa disfungsi ereksi menyebabkan ketidakmampuan mencapai atau mempertahankan ereksi. Ini terjadi karena rusaknya pembuluh darah dan saraf. Padahal, organ penis dipenuhi oleh pembuluh darah dan saraf. Masalah saraf lainnya yang juga menjadi efek diabetes pada pria adalah ejakulasi terbalik. Kondisi ini berdampak pada sperma yang keluar mengarah ke dalam kandung kemih bukan sebaliknya. Ejakulasi terbalik juga bisa mengurangi produksi semen selama ejakulasi.

Sementara pada wanita, gejala infeksi jamur vagina dapat membuat seks tidak menyenangkan. Infeksi jamur pada organ intim diakibatkan oleh ketidakseimbangan bakteri akibat tingginya kadar gula dalam tubuh.

  • Kerusakan saraf

Neuropati diabetik adalah jenis kerusakan saraf yang terjadi akibat komplikasi Diabetes Melitus. Kadar gula darah tinggi dapat merusak saraf-saraf yang ada di tubuh. Pada kebanyakan kasus, komplikasi Diabetes Melitus ini menyerang saraf tangan dan kaki. Komplikasi ini menyebabkan mati rasa, atau kesemutan pada jari-jari tangan dan kaki. Gejala lainnya yaitu timbulnya nyeri, kesemutan, kebas atau baal, hingga sensasi terbakar.

  • Kerusakan mata

Bahaya komplikasi akibat Diabetes Melitus tidak hanya menyerang saraf di kaki dan tangan saja, tapi juga mata. Pada mulanya, komplikasi ini ditandai dengan penglihatan kabur selama beberapa hari atau minggu dan akan hilang setelah kadar gula yang tinggi kembali normal. Namun, ketika kadar gula darah terus-terusan tinggi, pembuluh darah kecil yang ada di belakang mata bisa rusak.

Beberapa gangguan penglihatan akibat Diabetes Melitus yang mungkin terjadi, antara lain: Retinopati diabetik, Edema makula diabetik, Glaukoma, Katarak diabetik.

  • Penyakit kardiovaskuler

Kadar gula darah tinggi dapat menyebabkan lemak menumpuk di dinding pembuluh darah. Seiring waktu, kondisi ini bisa menghambat sirkulasi darah yang pada akhirnya meningkatkan risiko aterosklerosis pada pasien Diabetes Melitus.

Aterosklerosis akibat komplikasi diabetes menandakan adanya pengerasan pembuluh darah yang dapat menimbulkan bahaya kesehatan, seperti serangan jantung atau stroke.

Selain itu, orang yang memiliki diabetes juga berisiko terkena aritmia. Kondisi ini merujuk pada detak jantung yang tidak normal; bisa lebih cepat, lebih lambat, atau tidak teratur. Aritmia bisa menyebabkan jantung yang tidak memompa dengan benar sehingga sirkulasi darah pada otak dan organ-organ penting di dalam tubuh terhambat. Komplikasi ini juga bisa menyebabkan diabetesi mengalami stroke dan gagal jantung. Lambat laun, akibat penyakit gula ini bisa membuat jantung rusak dan lemah.

  • Kerusakan ginjal (nefropati diabetik)

Kerusakan ginjal akibat diabetes dalam istilah medis disebut dengan nefropati diabetik. Kondisi ini dapat menyerang orang dengan jenis Diabetes Melitus tipe 1 ataupun tipe 2. Nefropati diabetik terjadi ketika diabetes merusak pembuluh darah dan sel-sel yang ada di ginjal.

Gula darah yang tinggi dapat menyebabkan ginjal bekerja terlalu keras sehingga memicu terjadinya kerusakan pembuluh darah kecil (glomeruli) di ginjal. Lambat laun, pembuluh darah pada ginjal yang rusak dapat menurunkan fungsi ginjal.

  • Kaki diabetik (diabetic foot)

Ketika diabetes, luka sedikit saja bisa jadi infeksi parah yang sulit diobati dan lama sembuhnya. Dalam kasus yang serius, luka ketika diabetes bahkan bisa membuat kaki diamputasi. Komplikasi diabetes melitus satu ini dikenal dengan diabetic foot atau kaki diabetes.

Komplikasi diabetes melitus ini terjadi karena tingginya kadar gula darah dapat menghambat sirkulasi darah ke bagian kaki serta kerusakan saraf kaki. Akibatnya sel-sel kaki kesulitan untuk memperbaiki jaringan dan saraf yang rusak. Selain itu, kerusakan saraf pada kaki diabetik juga dapat menyebabkan mati rasa atau sensai kebas di bagian kaki.

  • Ketoasidosis diabetik

Ketika tubuh tidak menghasilkan cukup insulin untuk menyerap gula darah, tubuh akan memecah lemak sebagai energi. Proses pemecahan lemak menjadi energi akan menghasilkan keton. Keton yang dihasilkan berlebihan akan menumpuk di dalam darah dan menimbulkan gejala dehidrasi berat seperti haus berlebihan, sering buang air kecil, dan tubuh lemas. Tak jarang, ketoasidosis bisa sampai menyebabkan koma.

Pencegahan Diabetes Melitus

  1. Menjaga berat badan ideal

Memiliki berat badan ideal adalah salah satu cara mencegah diabetes di kemudian hari. Pasalnya, obesitas (kelebihan berat badan) menjadi salah satu faktor penyebab utama dari diabetes.

  1. Makan makanan bergizi seimbang

Diet yang baik merupakan cara lain untuk mencegah diabetes. Pencegahan ini dapat membantu mengendalikan berat badan tetap ideal sehingga risiko diabetes akan menurun. Selama ini kebanyakan orang cenderung terbiasa makan makanan cepat saji, berlemak, dan bergula tinggi. Untuk mencegah diabetes, pastikan piring makan Anda selalu mengandung nutrisi lengkap dan seimbang, yaitu karbohidrat, protein, serat, lemak baik, serta vitamin dan mineral.

Makanan yang harus dihindari

  • Makanan tinggi lemak jenuh, seperti susu sapi berlemak, keju, es krim, sosis, nugget, kue, dan gorengan.
  • Makanan dan minuman kemasan.
  • Makanan tinggi natrium, seperti garam, bumbu masak instan, dan mi instan.
  • Makanan dan minuman tinggi karbohidrat sederhana, seperti permen, kue kering, minuman ringan, jajanan manis (martabak).

Makanan yang baik bagi kesehatan

  • Karbohidrat kompleks, seperti nasi merah, buah, sayur, dan biji-bijian.
  • Makanan tinggi serat, seperti kacang merah, kacang polong, buah, dan sayur.
  • Sumber lemak baik, seperti daging ikan (tanpa kulit dan tidak digoreng), alpukat, zaitun, dan kacang almond.
  1. Memperhatikan asupan karbohidrat dan gula

Glukosa yang memengaruhi kadar gula darah merupakan hasil pemecahan dari karbohidrat. Sebagai cara mencegah diabetes, bisa memilih sumber karbohidrat kompleks, seperti nasi merah.

Anda juga perlu memperhatikan asupan gula setiap harinya. Asupan gula harian sering berlebih karena konsumsi gula tambahan yang dicampurkan ke dalam makanan dan minuman. Gula yang dimaksud termasuk pemanis buatan, gula cair atau gula kristal, serta gula alami dalam madu, buah yang dijadikan jus, dan konsentrat buah. Konsumsi makanan tinggi gula secara berlebihan akan memicu masalah metabolisme, mengganggu proses produksi insulin serta memicu kegemukan atau obesitas.

  1. Menjaga porsi makan

Langkah selanjutnya untuk mencegah diabetes adalah menakar porsi makan sehari-hari. Apalagi jika Anda terbiasa makan dalam porsi besar. Makan dengan porsi berlebih membuat Anda mengonsumsi lebih banyak kalori. Ini bisa meningkatkan berat badan dan risiko diabetes.

Menggunakan piring yang lebih kecil bisa menjadi salah satu cara menjaga porsi makan dalam rangka mencegah diabetes. Makan dengan piring kecil membuat Anda secara tidak sadar jadi harus mengurangi porsi makan lebih sedikit dari biasanya.Idealnya memang lebih baik makan sedikit-sedikit tapi sering ketimbang harus makan dalam jumlah banyak sekaligus.

  1. Perbanyak aktivitas fisik

Gaya hidup mager alias malas gerak ikut menyumbang kenaikan kadar gula darah secara perlahan. Oleh sebab itu, biasakanlah diri untuk lebih aktif bergerak dan hindari melakukan suatu kegiatan yang menyebabkan duduk atau berbaring terlalu lama.

Aktivitas fisik dapat meningkatkan metabolisme tubuh. Hal ini dapat mendorong proses penyimpanan gula pada jaringan otot dan meningkatkan respons tubuh terhadap insulin. Langkah pencegahan diabetes yang bisa dilakukan sehari-hari agar tubuh bergerak lebih aktif, antara lain banyak berjalan kaki, naik tangga, berkebun, dan membersihkan rumah.

  1. Rutin olahraga

Aktivitas fisik, termasuk olahraga yang menurunkan gula darah, yang dilakukan secara rutin dapat dijadikan sebagai cara ampuh untuk mencegah diabetes. Olahraga dapat membantu membakar kalori untuk menghasilkan energi dan menyimpan glukosa ke otot sebagai cadangan energi. Dengan begitu, gula tidak menumpuk di dalam darah.

Olahraga juga membantu tubuh menjadi lebih sensitif terhadapp insulin. Ini tentu menghindarkan dari risiko resistensi insulin. Sebagai langkah pencegahan diabetes, luangkanlah waktu minimal 30 menit setiap harinya untuk berolahraga.

  1. Berhenti merokok

Berhenti merokok juga dapat membantu mencegah diabetes. Faktanya, diabetes tipe 2 adalah jenis diabetes yang paling banyak dialami oleh perokok.

  1. Banyak minum air putih

Mencegah diabetes bisa dilakukan dengan mengurangi konsumsi minuman manis, seperti soda, minuman energi, dan jus buah kemasan). Nah, daripada minum yang manis-manis, baiknya minum air putih saja. Supaya Anda terbiasa mengonsumsi air putih untuk mencegah diabetes, mulailah dengan membawa botol minum sendiri ke mana pun pergi. Selain itu, sediakan juga air minum di meja kerja atau di kamar tidur.

  1. Jangan melewatkan jadwal makan
brown bread on white ceramic plate

Mencegah diabetes bisa dilakukan dengan mengurangi kebiasaan makan banyak. Namun, bukan berarti boleh melewatkan jadwal makan.

Melewatkan jadwal makan tidak membantu mencegah diabetes. Malah, ini bisa membuat kalap untuk makan lebih banyak. Pasalnya, telanjur menahan rasa lapar sehingga nafsu makan jadi lebih besar.

Pengobatan/Terapi Dengan Agarillus

agarillus herbal drink

• AGARILLUS HERBAL DRINK
= 3 X sehari1 sloki (dicampur dengan segelas air hangat)

• AGARILLUS DROP
= 3 X sehari 10 tetes (dicampur dengan segelas air)

• MADU HITAM PAHIT
= 3 X sehari 2 sendok makan

CATATAN : Saat kadar gula darah sudah kembali normal untuk mempertahankan tetap normal maka disarankan untuk tetap mengonsumsi Agarillus dengan dosis setengahnya.

Ditulis oleh:
Ibu Apt. Mitta Aninjaya, S.Farm
Konsultan Kesehatan CV. Mutiara Berlian

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *