Hepatitis Virus Akut atau Virus Corona ?

Hepatitis Virus Akut atau Virus Corona ?

Hepatitis virus akut adalah infeksi sistemik yang dominan menyerang hati. Hampir semua kasus hepatitis virus akut disebabkan oleh salah satu dari lima jenis virus yaitu:

  • virus hepatitis A(HAV)
  • virushepatitis B(HBV)
  • virus hepatitis C(HCV)
  • virushepatitis D(HDV)
  • virus hepatitis E(HEV).

Semua jenis hepatitis virus yang menyerang manusia merupakan virus RNA kecuali virus hepatitis B, yang merupakan virus DNA. Walaupun virus-virus tersebut berbeda dalam sifat molecular dan antigen, akan tetapi semua jenis virus tersebut memperlihatkan kesamaan dalam gejala klinis dan perjalanan penyakitnya.

Gambaran klinis

Hepatitis virus sangat bervariasi mulai dari asimtomatik sampai yang sangat berat yaitu hepatitis fulminan yang dapat menimbulkan kematian.

Selain itu, gejala juga bisa bervariasi dari infeksi persisten subklinis sampai penyakit hati kronik progresif cepat dengan sirosis hepatis dan karsinoma hepatoseluler yang umum ditemukan pada tipe virus yang ditransmisi melalui darah (HBV, HCV, dan HDV).

Hepatitis A

Virus hepatitis A ditularkan melalui air dan makanan yang tercemar, namun hampir sebagian besar infeksi HAV didapat melalui transmisi endemic atau sporadic.

Epidemiologi dan transmisi VHA mencakup beberapa faktor sebagai berikut:

  1. Variasi musim dan geografi.
    Di daerah dengan 4 musim, infeksi VHA terjadi secara epidemic musiman yang puncaknya biasanya terjadi pada akhir musim semi dan awal musim dingin.
  2. Usia Insidens.
    Semua kelompok umur secara umum rawan terhadap infeksi VHA.

Gejala Klinis

  • Pada fase akut hepatitis A umumnya 90% asimtomatik atau bentuk yang ringan dan hanya sekitar 1% yang timbul ikterus.
  • Pada anak manifestasinya sering kali asimtomatik dan anikterik.

Gejala dan perjalanan klinis hepatitis virus akut secara umum dapat dibedakan dalam 4 stadium:

gambar hepatitis akut
  1. Masa Tunas.
    Lamanya viremia pada hepatitis A 2 sd 4 Minggu.
  2. Fase Pra-ikterik/Prodromal.
    Keluhan umumnya tidak spesifik, dapat berlangsung 2-7 hari, gambaran sangat bervariasi secara individual seperti ikterik, urin berwarna gelap, lelah/lemas, hilang nafsu makan, nyeri & rasa tidak enak di perut, tinja berwarna pucat, mual dan muntah, demam kadang-kadang menggigil, sakit kepala, nyeri pada sendi, pegal-pegal pada otot, diare dan rasa tidak enak di tenggorokan.
  3. Fase Ikterik.
    Fase ini pada awalnya disadari oleh penderita, biasanya setelah demam turun penderita menyadari bahwa urinnya berwarna kuning pekat seperti air teh ataupun tanpa disadari, orang lain yang melihat sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan. Padafase ini kuningnya akan meningkat, menetap, kemudian menurun secara perlahan-lahan, hal ini bisa berlangsung sekitar 10-14 hari. Padastadium ini gejala klinis sudah mulai berkurang dan pasien merasa lebih baik. Pada usia lebih tua dapat terjadi gejala kolestasis dengan kuning yang nyata dan bisa berlangsung lama.
  4. Fase penyembuhan.
    Fase penyembuhan dimulai dengan menghilangkan sisa gejala tersebut di atas, ikterus mulai menghilang, penderita merasa segar kembali walau mungkin masih terasa cepat lelah. Umumnya, masa penyembuhan sempurna secara klinis dan biokimia memerlukan waktu sekitar 6 bulan.

Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan atas gejala klinis dan dibantu dengan sarana penunjang pemeriksaan laboratorium.

Penatalaksanaan

  1. Perawatan yang dapat dilakukan di rumah, yaitu:
    • Tetap tenang, kurangi aktivitas dan banyak istirahat di rumah.
    • Minum banyak air putih untuk menghindari dehidrasi.
    • Hindari minumobat yang dapat melukai hati.
    • Hindariminum minuman beralkohol.
    • Hindari olahraga yang berat sampai gejala-gejala membaik.
  2. Asupan yang di perlukan
    • Makanan tinggi protein dan karbohidrat, rendah lemak untuk pasien yang dengan anoreksia dan nausea.
    • Selama fase akut diberikan asupan kalori dan cairan yang adekuat.
    • Menghindari obat-obatan yang di metabolisme di hati, konsumsi alkohol, makan-makanan yang dapat menimbulkan gangguan pencernaan, seperti makanan yang berlemak.
  3. Upaya Preventif umum
    • Perbaikan sanitasi.
      Hal ini tampak sederhana, tetapi sering terlupakan. Namun demikian, upaya ini memberikan dampak epidemiologis yang positif karena terbukti sangat efektif dalam memotong rantai penularan hepatitis A.
    • Perbaikan hygiene makanan-minuman.
      Upaya ini mencakup memasak air dan makanan sampai mendidih selama minimal 10 menit, mencuci dan mengupas kulit makanan terutama yang tidak dimasak.
    • Perbaikan hygiene-sanitasi lingkungan pribadi.
      Berlandaskan pada peran transmisi fekal oral HAV. Faktor hygiene sanitasi lingkungan yang berperan adalah perumahan, kepadatan, kualitas air minum, sistem limbah tinja, dan semua aspek higien lingkungan secara keseluruhan. Mencuci tangan dengan bersih (sesudah defekasi, sebelum makan, sesudah memegang popok-celana), ini semua sangat berperan dalam mencegah transmisi VHA.
  4. Isolasi pasien.
    Mengacu pada peran transmisi kontrak antar individu. Pasien diisolasi segera setelah Dinyatakan terinfeksi HAV. Anak dilarang datang ke sekolah atau ke tempat penitipan anak, sampai dengan dua minggu sesudah timbul gejala. Namun demikian, upaya ini sering tidak banyak menolong karena virus sudah menyebar jauh sebelum yang bersangkutan jatuh sakit.

Pengobatan

AGARILLUS CELTE
Membantu meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan virus dan menguatkan fungsi hati.
AGARILLUS DROP
Membantu menguatkan sistim organ tubuh dan meningkatkan daya tahan tubuh.
MADU TEMULAWAK
Membantu meningkatkan dan memulihkan lagi kinerja lever yang terganggu atau mengalami kelemahan.
ALBOOST
Kandungan protein yang tinggi dalam alboost bermanfaat dalam perbaikan fungsi lever secara optimal.

Ditulis oleh:
dr. Ipak Ridmah Rikenawaty, M.Si
Konsultan Kesehatan CV. Mutiara Berlian

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *