Penyebab Cerebral Palsy dan Gejala Yang Di Timbulkan

Penyebab Cerebral Palsy dan Gejala Yang Di Timbulkan

Cerebral Palsy merupakan brain injury yaitu suatu kondisi yang mempengaruhi pengendalian sistem motorik sebagai akibat lesi dalam otak, atau suatu penyakit neuromuskuler yang disebabkan oleh gangguan perkembangan atau kerusakan sebagian dari otak yang berhubungan dengan pengendalian fungsi motorik.

Karena adanya disfungsi otak, maka penyandang Cerebral Palsy mempunyai kelainan dalam bahasa, bicara, menulis, emosi, belajar, dan gangguan-gangguan psikologis. Cerebral Palsy juga didefinisikan sebagai laterasi perpindahan yang abnormal atau fungsi otak yang muncul karena kerusakan, luka, atau penyakit pada jaringan syaraf yang terkandung dalam rongga tengkorak.

Cerebral Palsy merupakan serangkaian penyakit dengan masalah mengatur gerakan, tetapi memiliki penyebab yang berbeda. Untuk mengetahui penyebab Cerebral Palsy perlu digali mengenai hal bentuk Cerebral Palsy, riwayat kesehatan ibu dan anak serta onset penyakitnya. Cerebral Palsy juga bisa terjadi karena kerusakan otak pada bulan-bulan pertama atau tahun-tahun pertama kehidupan yang merupakan sisa dari infeksi otak, misalnya miningitis, bakteri atau encephalitis virus atau merupakan hasil dari trauma kepala yang sering diakibatkan karena kecelakaan lalu lintas, jatuh dan penganiayaan anak.

Cerebral Palsy kongenital, pada satu sisi lainnya tampak pada saat kelahiran. Pada banyak kasus, penyebab Cerebral Palsy kongenital sering tidak diketahui. Diperkirakan terjadi dengan kejadian spesifik pada masa kehamilan atau sekitar kelahiran di mana terjadi kerusakan motorik pada otak yang sedang bekembang.

Daftar Isi sembunyikan

Beberapa penyebab Cerebral Palsy kongenital adalah:

Infeksi selama kehamilan.

Ikterus neonatorum. Ikterus berat dan tidak diterapi dapat merusak sel otak secara permanen.

Kekurangan oksigen berat (hipoksik iskemik) pada otak atau trauma kepala selama proses persalinan. Asphyxia sering dijumpai pada bayi-bayi dengan kesulitan persalinan. Asphyxia menyebabkan rendahnya supply oksigen pada otak bayi pada periode lama, sehingga anak tersebut akan mengalami kerusakan otak yang dikenal hipoksik iskemik

Stroke yang terjadi pada fetus atau bayi baru lahir, akan menyebabkan kerusakan jaringan otak dan menyebabkan masalah neurologis.

Terdapat tiga bagian penyebab terjadinya Cerebral Palsy:

Sebelum Lahir (pranatal)

Masalah bisa terjadi pada saat pembuahan bergabung dan sebelum bayi di kandung sehingga menghasilkan keadaan yang tidak normal yang berhubungan langsung dengan kerusakan jaringan syaraf.
Adapun faktor-faktor lainnya yaitu:

Ibu menderita penyakit/infeksi antara lain: infeksi rubella, toksoplasma, atau sitomegola yaitu virus yang bisa terjadi diusia kehamilan trimester ketiga. Penyebab lain, seperti tifus, kolera, sifilis, malaria kronis, TBC dan yang lainnya yang dapat mempengaruhi janin. Infeksi-infeksi ini mengganggu perkembangan jaringan otak sehingga menimbulkan kerusakan jaringan otak pada anak.

Perilaku Ibu. Ibu yang mengkonsumsi obat-obatan, merokok, minum-minuman keras, begitu juga dengan ibu yang mengalami depresi dan tekanan darah tinggi.

Masalah Gizi. Ibu yang menderita kekurangan gizi akan berpengaruh pada pembentukan dan perkembangan otak janinnya (dapat menyebabkan kerusakan jaringan diotak).

Saat lahir (perinatal)

Terkena infeksi jalan lahir.
Ini cukup sering mengakibatkan ketidaknormalan bayi karena terjadi gangguan pada proses persalinan, jalan lahir kotor dan banyak kuman.

Hipoksis Iskemik Ensefalopati/HIE.
Saat lahir, bayi dalam keadaan tidak sadar, bahkan tidak menangis dan justru mengalami kejang hingga kekurangan oksigen ke otak. Akibatnya jaringan otak rusak.

Kelahiran yang sulit.

Asfiksia.
Bayi lahir tidak bernafas, bisa karena paru-paru penuh cairan atau karena ibu mendapatkan anestesi (obat bius) terlalu banyak.

Bayi lahir premature.
Termasuk bayi beresiko tinggi mengalami gangguan karena lahir belum waktunya atau kurang dari 32 minggu. Kemungkinan jaringan organ tubuh dan jaringan otaknya belum sempurna.

Berat lahir rendah.
Selain bobotnya rendah, bayi kekurangan nutrisi, ini bisa terjadi karena ibu kekurangan gizi pada saat hamil.

Pendarahan otak.
Pendarahandibagian otak dapat mengakibatkan  penyumbatan  sehingga anak menderita hidrocepalus ataupun  microcepalus.  Pendarahan juga dapat menekan jaringan otak hingga terjadi kelumpuhan.

Bayi kuning.
Merupakan keadaan bayi mengalami kuning yang berbahaya, misalnya karena kelahiran inkompatibilitas golongan darah yaitu ibu bergolongan darah O sedangkan bayinya A atau B.

Sudah lahir (postnatal)

Biasanya paling rentan terjadi di usia-usia 0-3 tahun.
Terdapat penyebab-penyebab antara lain:

Infeksi pada selaput otak atau pada jaringan otak.
Umumnya bayi usia muda sangat rentan dengan penyakit, misalnya meningitis dan ensepalitis pada usia setahun pertama.  Bila infeksinya terjadi di bawah tiga tahun umumnya  akan mengakibatkan Cerebral Palsy. Jadi anak yang terkena infeksi meningitis radang selaput otak di usia 5 tahun dan menjadi lumpuh, ia tidak disebut Cerebral Palsy melainkan komplikasi  meningitis.

Kejang.
Dapat terjadi karena bayi terkena penyakit dan suhu tubuhnya tinggi kemudian timbul kejang. Kejang dapat pula karena infeksi yang dialami anak. Kemungkinan lain anak juga bisa menderita epilepsi.

Karena trauma/benturan.
Bayi yang sering mengalami jatuh dan menimbulkan luka di kepala, apalagi di bagian dalam kepala atau pendarahan di otak dapat menyebabkan kerusakan jaringan otaknya.  Kerusakan tergantung dari hebat atau tidaknya benturan.

Faktor-faktor resiko Cerebral Palsy

Faktor-faktor resiko yang menyebabkan kemungkinan terjadinya Cerebral Palsy semakin besar antara lain yaitu:

  1. Letak lahir sungsang.
  2. Proses persalinan sulit.
  3. Apgar score rendah. Apgar score yang rendah hingga 10-20 menit setelah kelahiran.
  4. BBLR dan prematuritas.
  5. Kehamilan ganda.
  6. Malformasi SSP. Sebagian besar bayi-bayi yang lahir dengan Cerebral Palsy memperlihatkan malformasi sistem saraf pusat yang nyata. Misalnya lingkar kepala abnormal (microcefali).
  7. Pendarahan maternal pada saat masa akhir kehamilan.
  8. Retardasi mental dan kejang
  9. Kejang pada bayi baru lahir.

Jenis-jenis Cerebral Palsy

Cerebral Palsy Spastik.

Merupakan bentuk Cerebral Palsy terbanyak (70-80%). Kerusakan terjadi di traktus  ortikospinalis (darah dikorteks), anak mengalami kelumpuhan yang kaku, refleksnya menggigil, misalnya refleks moro (salah satu refleks bayi) yang sering terjadi, baik dirangsang maupun tidak dan ada refleks yang menetap padahal seharusnya hilang di usia tertentu tapi masih ada, misalnya refleks menggenggam pada bayi. Normalnya menghilang di usia 3-4 bulan, tapi pada anak Cerebral Palsy ini muncul atau tetap ada. 

Cerebral Palsy Spastik dibagi berdasarkan jumlah ekstremitas yang terkena, yaitu:

Monoplegi, kelumpuhan empat anggota gerak tapi salah satu anggota gerak lebih hebat dari sebelumnya.

Quadriplegia, kelumpuhan pada keempat gerakan anggota geraknya, dua kaki dan dua tangan lumpuh.

Diplegia, kelumpuhan dua anggota gerak yang berhubungan, biasanya kedua anggota gerak bawah. Misalnya, tungkai bawah tapi dapat pula kedua anggota gerak atas.

Hemiplegi, kelumpuhan pada satu sisi tubuh dan anggota gerak yang dibatasi oleh garis tengah yang di depan atau di belakang, misalnya tangan kiri, kaki kiri. Pergerakan anggota gerak berkurang, fleksi (menekuk) lengan pada siku, lengan tetap mengepal.

Koreo-Attentoid

Dikenal juga dengan istilah Cerebral Palsy diskrinetik atau gerak, jadi tangan anak atau kakinya bergerak melengkung-melengkung, sikapnya abnormal dan geraknya infolumenter dengan sendirinya. Refleks neonatalnya menetap. Kerusakan terjadi di ganglia basalis (darah yang mengatur gerakan).

Aktaksik

Gangguan koordinasi, gerakannya melengkung juga, tapi biasanya gangguan di tulang belakangnya, lehernya kaku dan tampak melengkung. Gangguan ini biasanya menunjukkan perkembangan motorik yang terlambat sehingga kehilangan keseimbangan yang dapat terlihat saat anak belajar duduk. Kerusakan otaknya disereberum (daerah otak kecil).

Distonia
Ada yang ototnya kaku dan ada juga yang lemas. Kerusakan otaknya berada pada bagian korteks (bagian lapisan luar otak) dan di ganglia basalis.

Balismus

Ada gerakan yang tidak terkoordinasi atau involumenter, kadang juga melengkung-lengkung. Kerusakan berada di ganglia basalis.

Campuran

Merupakan jenis Cerebral Palsy dengan semua gabungan jenis di atas, kerusakan ini bisa terjadi di daerah otak mana saja.

Cerebral Palsy juga bisa diklasifikasikan berdasarkan estimasi derajat beratnya penyakit dan kemampuan penderita untuk melakukan aktivitas normal. Yaitu:

Ringan.

Penderita masih bisa melakukan aktifitas sehari-hari sehingga sama sekali tidak atau hanya sedikit sekali membutuhkan bantuan khusus.

Sedang.

Aktifitas sangat terbatas. Penderita membutuhkan bermacam-macam bantuan khusus atau pendidikan khusus agar dapat mengurus dirinya sendiri, dapat bergerak atau berbicara. Dengan pertolongan secara khusus, diharapkan penderita dapat mengurus diri sendiri, berjalan atau berbicara sehingga dapat bergerak, bergaul, hidup di tengah masyarakat dengan baik.

Berat.

Penderita sama sekali tidak bisa melakukan aktifitas fisik dan tidak mungkin dapat hidup tanpa pertolongan orang lain. Pertolongan atau pendidikan khusus yang diberikan sangat sedikit hasilnya.

Penyakit lain yang berhubungan Cerebral Palsy yaitu:

Gangguan mental.

Sepertiga anak Cerebral Palsy memiliki gangguan intelektual ringan, sepertiga dengan gangguan sedang hingga berat dan sepertiga lainnya normal.

Kejang dan epilepsi.

Setengah dari seluruh anak Cerebral Palsy  menderita  kejang.  Gangguan tersebut akan menyebar keseluruh otak dan menyebabkan gejala pada seluruh tubuh.

Gangguan pertumbuhan.

Gagal tumbuh secara umum merupakan istilah untuk mendeskripsikan anak-anak yang terhambat pertumbuhan dan perkembangannya walaupun cukup mendapatkan asupan makanan.

Gangguan penglihatan dan pendengaran.

Banyak anak Cerebral Palsy menderita starbismus. Di mana mata tidak tampak segaris karena ada perbedaan pada otot mata kanan dan kiri. Pada perkembangannya, hal ini akan menimbulkan gejala penglihatan ganda. Gangguan pendengaran juga sering dijumpai di antara penderita Cerebral Palsy di banding pada populasi umum.

Sensasi dan persepsi abnormal.

Sebagian penderita Cerebral Palsy mengalami gangguan kemampuan untuk merasakan sensasi. Misalnya sentuhan dan nyeri, mereka juga mengalami stereognosia atau mengalami kesulitan merasakan dan mengidentifikasi obyek melalui sensasi raba.

Masalah utama gangguan Cerebral Palsy.

Masalah utama yang dijumpai dan dihadapi pada anak yang mengalami gangguan Cerebral Palsy yaitu:

Kelemahan dalam mengendalikan otot tenggorokan, mulut dan lidah akan menyebabkan anak tampak selalu berliur. Air liur dapat menyebabkan iritasi berat kulit dan menyebabkan seseorang sulit diterima dalam kehidupan sosial dan pada akhirnya menyebabkan anak akan terisolir dalam kehidupan kelompoknya.

Kesulitan makan dan menelan yang dipicu oleh masalah motorik pada mulut, dapat menyebabkan gangguan nutrisi yang berat. Nutrisi yang buruk pada akhirnya dapat membuat seseorang rentan terhadap infeksi dan menyebabkan gagal tumbuh.

Inkontinentia Urin. Ini merupakan komplikasi yang sering terjadi. Inkontinentia urin disebabkan karena gangguan Cerebral Palsy kesulitan mengendalikan otot yang selalu menjaga supaya kandung kemih selalu tertutup. Inkontinentia urin dapat berupa enuresis, dimana seseorang tidak dapat mengendalikan urinasi selama aktivitas fisik.

Tanda-tanda Cerebral Palsy

Gejala awal

Pada umumnya Cerebral Palsy dapat terlihat pada usia kurang dari 3 tahun,dan dapat dicurigai pada kemampuan perkembangan motorik tidak normal. Bayi yang mengalami Cerebral Palsy akan terlihat keterlambatan perkembangan, misalnya tengkurap, duduk dan sebagainya. 

Ada sebagian mengalami abnormalitas tonus otot. Penurunan tonus, bayi akan terlihat lemas dan kaku. Ada juga bayi pada periode awal tampak hipotonia dan selanjutnya berkembang menjadi hipertonia setelah 2-3 bulan pertama. Sehingga kemungkinan anak Cerebral Palsy menunjukkan postur abnormal pada satu sisi tubuh.

Dari teori tentang Cerebral Palsy di atas maka kita bisa menarik kesimpulan akan:

  • Pentingnya menjaga kesehatan ibu dan janin saat kehamilan.
  • Ibu hamil harus rajin memeriksakan kehamilannya secara rutin.
  • Menjaga agar persalinan dapat berlangsung dengan baik dan aman.
  • Menjaga kesehatan bayi yang dilahirkan secara optimal, terlebih pada usia di bawah 3 tahun.

Pencegahan dan pengobatan

AGARILLUS DROP
Selain berfungsi untuk mencegah penyebab Cerebral Palsy, Agarillus Drop juga dapat berperan dalam mengatasi Cerebral Palsy dengan memperbaiki jaringan sel-sel otak yang terganggu. Pegagan yang terkandung dalam Agarillus Drop berperan sebagai nutrisi otak dan memelihara kinerja syaraf dan sel-sel otak. Gamat berperan menguatkan sel-sel otak dan juga syaraf. Propolis berperan dalam meningkatkan imunitas tubuh dan menjaga kesehatan.
AGARILLUS HERBAL DRINK
Baik digunakan ibu hamil untuk memelihara kesehatan dan menangkap radikal bebas yang menjadi penyebab gangguan kesehatan pada ibu dan janin. Pada kasus Cerebral Palsy, Agarillus Herbal Drink menangkap radikal bebas pada darah dan jaringan tubuh janin yang berpotensi menyebabkan kerusakan pada sel-sel otak dan saraf janin.

Ditulis oleh:
dr. Ipak Ridmah Rikenawaty, M.Si
Konsultan kesehatan CV Mutiara Berlian

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *