Pengertian, Penyebab, Pencegahan Varises

Pengertian, Penyebab, Pencegahan Varises

Pengertian

Varises (vena varikosa) adalah pelebaran dari vena superfisial yang menonjol dan berliku-liku pada ekstremitas bawah, sering pada distribusi anatomis dari vena safena magna dan parva.

Penyakit ini menimbulkan rasa sakit yang bermacam-macam dan tidak semua perawatan dapat diterapkan pada varises. Rata-rata pasien bermasalah dengan kecantikan (kosmetik) mereka, sementara yang lainnya bermasalah dengan gejala-gejala seperti, kaki yang sakit, pruritus, dan eksema.

Etiologi

Berdiri terlalu lama akan memicu terjadinya peningkatan tekanan hidrostatik dalam vena, hal ini akan menyebakan distensi vena kronis dan inkopetensi katup vena sekunder dalam sistem vena superfisialis.

Setiap orang khususnya wanita rentan menderita varises vena tungkai, hal ini dikarenakan pada wanita secara periodik terjadi distensi dinding dan katup vena akibat pengaruh peningkatan hormon progrestron.

Kehamilan meningkatkan kerentangan menderita varises karena pengaruh faktor hormonal dalam sirkulasi yang dihubungkan dengan kehamilan. Hormon ini akan meningkatkan kemampuan distensi dinding vena dan melunakkan daun katup vena.

Pada saat bersamaan, vena harus mengakomodasikan peningkatan volume darah sirkulasi. Pada akhir kehamilan terjadi penekanan vena cava inferior akibat dari uterus yang membesar.

Penekanan pada vena cava inferior selanjutnya akan menyebabkan hipertensi vena dan distensi vena tungkai sekunder, berdasarkan mekanisme tersebut varises vena pada kehamilan mungkin akan menghilang setelah proses kelahiran. Pengobatan pada varises yang sudah ada sebelum kehamilan akan menekan pembentukan varises pada vena yang lain selama kehamilan.

Umur merupakan faktor risiko independen dari varises. Umur tua terjadi atropi pada lamina elastis dari pembuluh darah vena dan terjadi degenerasi lapisan otot polos, meninggalkan kelemahan pada vena sehingga meningkatkan kerentanan mengalami dilatasi.

Varises vena juga dapat terjadi akibat penekanan, hal ini terjadi akibat adanya obstruksi. Obstruksi akan menciptakan jalur baypass yang penting dalam aliran darah vena ke sirkulasi sentral, maka dalam keadaan vena yang mengalami varises tidak dianjurkan untuk di ablasi.

Klasifikasi dan Gambaran Klinis

Varises tungkai terdiri dari varises primer dan varises sekunder. Varises primer terjadi jika katup system vena superfisial (vena saphena magna, vena saphena parva dan vena perforantes) gagal menutup sebagaimana mestinya, sehingga akan terjadi refluks kearah bawah dan terjadi dilatasi vena yang kronis, sedangkan vena profunda masih normal.

Varisessekunder terjadi akibat sistem v.profunda mengalami thrombosis/ tromboflebitis, sumbatan vena profunda karena tumor/trauma atau adanya fistula arterovenosa, yang semula keadaan katupnya normal selanjutnya terjadi kompensasi pelebaran pada vena superfisial.

Secara klinis varises tungkai dikelompokkan berdasarkan jenisnya, yaitu:

  1. Varises trunkal
    Merupakan varises vena saphena magna dan vena saphena parva, diameter lebih dari 8 mm, warna biru-biru kehijauan.
  2. Varisesretikuler
    Varises yang mengenai cabang vena saphena magna atau vena saphena parva yang umumnya kecil dan berkelok-kelok, diameter 2 – 8 mm, warna biru-biru kehijauan.
  3. Varises kapiler
    Merupakan vena subkutis yang tampak sebagai kelompok serabut halus dari pembuluh darah, diameter 0,1 – 1 mm, warna merah, atau sianotik (jarang).

Stadium

Berdasarkan dengan berat ringannya, varises vena tungkai dibagi atas empat stadium, yaitu :

  • Stadium I
    Keluhan samar (tidak khas) rasa berat, mudah lelah pada tungkai setelah berdiri atau duduk lama. Gambaran pelebaran vena berwarna kebiruan tak jelas
  • Stadium II
    Mulai tampak pelebaran vena, palpebel, dan menonjol
  • Stadium III
    Varises tampak jelas, memanjang, berkelok-kelok pada paha atau tungkai bawah. Dapat disertai telangi ektasis/spider vein
  • Stadium IV
    Terjadi kelainan kulit dan atau ulkus karena sindrom insufisiensi vena menahun.

Penatalaksanaan

Terapi Non Operatif
Kaus Kaki Kompresi (Stocking)

Pencegahan

Penderita varies vena tungkai bawah harus mencegah berlanjutnya gangguan ini dan perkembangan edem tungkai bawah dengan memperbaiki kuliatas hidup, meskipun sulit untuk mencegah gejala vena varises, berapa tindakan dapat diambil untuk mengurangi keparahan keadaan ini.

Komplikasi

Jika kasus ringan, atrofi dan pigmentasi kulit ditemukan pada atau di atas pergelangan kaki, ulserasi sekunder dapat terjadi, sering sebagai akibat dari trauma kecil atau bukan trauma. Ulser kadang menyebar ke dalam variks dan tidak hilang apabila tungkai dinaikkan dan tekanan lokal dipakai pada bagian yang mengalami pendarahan.

Dasar terjadinya komplikasi pada pasien vena tungkai adalah gangguan emodinamik vena tepi. Bila gangguan tersebut segera diatasi, maka penyulit tidak akan terjadi.

Komplikasi yang sering ditemukan adalah pigmentasi disekitar pergelangan kaki (akibat endapan pigmen hemosiderin pada kulit), dermatitis dan plebitis perifer berulang.

Perdarahan karena varises jarang terjadi tapi akan menyebabkan pasien segera berobat. Lipo dermato sklerosis perubahan kulit berupa pigmentasi dan indurasi jaringan lemak akibat reaksi inflamasi yang diduga merupakan suatu preulcer bisa ditemukan pada varises lanjut atau kegagalan vena menahun. Lokasinya disekitar pergelangan kaki, sesuai dengan lokasi tukak vena.

Bila gangguan hemodinamik vena tepi terus berlangsung, akhirnya akan terbentuk tukak vena disekitar pergelangan kaki (biasanya di bawah dan di belakang dari malleolus medialis atau lateralis), berbentuk lonjong biasanya lebih dari satu, pinggirnya landai dasarnya rata dan ditutupi keropeng. Sekitar luka kulit berwarna lebih gelap dari sekitarnya (pigmentasi).

Emboli merupakan komplikasi varises yang paling jarang terjadi, tetapi bisa menyebabkan kematian bila memasuki sirkulasi pulmonal.

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan terjadinya Varises Vena Tungkai Bawah (VVTB)

  1. Riwayat keluarga
    Ditunjukkan dengan terjadinya penyakit yang sama pada beberapa anggota keluarga dan gambaran VVTB pada pramuniaga.
  2. Usia
    Seiring bertambahnya usia insiden VVTB akan meningkat. Dinding vena menjadi lemah karena lamina elastis menjadi tipis dan atrofik bersama dengan adanya degenerasi otot polos. Disamping itu akan terdapat atrofi otot betis sehingga tonus otot menurun.
  3. Overweight/obesitas
    Resiko terkena VVTB lebih tinggi pada seseorang dengan BMI (Body Mass Index) yang tinggi dibanding seseorang dengan usia yang sama dengan berat badan sesuai.
  4. Multiparitas kehamilan
    Pengaruh hormonal, peningkatan volume darah, dan obstruksi akibat pembesaran uterus merupakan penyebab VVTB pada kehamilan, namun VVTB akan mengalami perbaikan 3-12 bulan setelah melahirkan.
  5. Faktor hormonal
    Estrogen menyebabkan relaksasi otot polos dan perlunakan jaringan kolagen sehingga meningkatkan distensibilitas vena. Selain itu dapat meningkatkan permeabilitas kapiler dan edem. Progesteron menyebabkan penurunan tonus vena dan peningkatan kapasitas vena sehingga dapat menginduksi terjadinya stasis vena, hal ini disebabkan karena adanya hambatan pada aktomiosin kontraktil dinding vena. Hal ini dapat dilihat pada penderita yang mendapat terapi hormonal atau pada siklus menstruasi.
  6. Faktor berdiri lama
    Peningkatan tekanan hidrostatik kronis pada pekerjaan yang membutuhkan berdiri lama juga berperan dalam menimbulkan VVTB. Pada posisi tersebut tekanan vena menjadi 10 kali lebih besar, sehingga vena akan teregang di luar batas kemampuan elastisitasnya sehingga terjadi inkompetensi pada katup.
  7. Pemakaian pelindung kaki
    Pemakaian pelindung kaki antara lain seperti kaos kaki, compression stocking saat maupun setelah melakukan aktivitas pekerjaan dapat mencegah terjadinya VVTB.
  8. Elevasi tungkai
    Tungkai dinaikkan (15-20 cm) saat tidur dapat mencegah terjadinya VVTB.
  9. Merokok
    Jangka panjang merokok memiliki efek yang merugikan pada sistem vena. Pada perokok, modifikasi kimia diduga terjadi pada endothelium vena. Modifikasi ini dapat menyebabkan peningkatan tonisitas vasomotor dan proliferasi otot polos. Reaksi ini bisa menjelaskan perubahan dalam dinding vena yang menyebabkan terjadinya VVTB.
  10. Konsumsi alkohol
    Pada studi kasus yang dilakukan di Perancis, penyalahgunaan alkohol mengindikasikan risiko yang lebih tinggi insufisiensi vena tungkai bawah. Alkohol menyebabkan vasodilatasi segera dan penurunan tekanan darah yang diikuti oleh rebound elevasi tekanan darah.

agarillus herbal drink
agarillus-drop

Penggunaan Herbal untuk Varises.

  • Agarillus Herbal Drink
    Membantu melancarkan peredaran darah dan menghilangkan sumbatan pada pembuluh darah.
  • Agarillus Drop
    Membantu menguatkan kembali pembuluh darah yang sudah mulai melebar dan menipis. Sehingga penggunaan Agarillus Drop secara rutin dapat membantu memulihkan kembali pembuluh darah yang mengalami pelebaran atau varises dan menguatkan dinding pembuluh darah sehingga tidak mudah mengalami kekenduran atau kelemahan.

Dengan penggunaan Agarillus Herbal Drink dan Agarillus Drop secara bersamaan dapat membantu memperbaiki dan memulihkan kembali pembuluh darah yang mengalami pelebaran atau varises dan juga dapat mencegah pembuluh darah dari kelemahan sehingga mudah terjadi varises.

Hubungi call center kami:
082233000047085640200020dan 081393366660 (call/sms/WA). Atau anda bisa isi form konsultasi lebih dahulu, di sini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *