Perbedaan kelebihan berat badan dan obesitas ??
Kelebihan berat badan adalah suatu kondisi dimana perbandingan berat badan dan tinggi badan melebihi standar yang ditentukan. Sedangkan obesitas adalah kondisi kelebihan lemak, baik di seluruh tubuh atau terlokalisasi pada bagian-bagian tertentu.
Obesitas merupakan peningkatan total lemak tubuh, yaitu apabila ditemukan kelebihan berat badan >20% pada pria dan >25% pada wanita, karena lemak. Obesitas berhubungan erat dengan distribusi lemak tubuh.
Tipe obesitas menurut pola distribusi lemak tubuh dapat dibedakan menjadi
- obesitas tubuh bagian atas (upper body obesity).
- obesitas tubuh bagian bawah (lower body obesity).
Upper body obesity merupakan dominansi penimbunan lemak tubuh di trunkal. Terdapat beberapa kompartemen jaringan lemak pada trunkal, yaitu trunkal subkutaneus yang merupakan kompartemen paling umum, intraperitoneal (abdominal), dan retroperitoneal. Obesitas tubuh bagian atas lebih banyak didapatkan pada pria, oleh karena itu tipe obesitas ini lebih dikenal sebagai “android obesity”.
Tipe obesitas ini berhubungan lebih kuat dengan diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskuler daripada obesitas tubuh bagian bawah.
Obesitas tubuh bagian bawah merupakan suatu keadaan tingginya akumulasi lemak tubuh pada regio gluteofemoral.
Tipe obesitas ini lebih banyak terjadi pada wanita sehingga sering disebut “gynoid obesity”. Tipe obesitas ini berhubungan erat dengan gangguan menstruasi pada wanita.
Obesitas dapat dinilai dengan berbagai cara, metode yang lazim digunakan saat ini antara lain pengukuran IMT (Index Massa Tubuh), lingkar pinggang, serta perbandingan lingkar pinggang dan panggul.
Obesitas Abdominal merupakan Faktor Risiko dari gangguan metabolik. Definisi Sindroma Metabolik adalah suatu kumpulan faktor risiko metabolik yang berkaitan secara langsung terhadap terjadinya penyakit kardiovaskuler artherosklerotik. Faktor risiko tersebut antara lain terdiri dari dislipidemia atherogenik, peningkatan tekanan darah, peningkatan kadar glukosa plasma, keadaan prototombik, dan proinflamasi.
Tekanan darah bisa juga menjadi faktor penyebab obesitas. Mekanisme penyebab utama terjadinya hipertensi pada obesitas diduga berhubungan dengan kenaikan volume tubuh, peningkatan curah jantung, dan menurunnya resistensi vaskuler sistemik. Beberapa mekanisme lain yang berperan dalam kejadian hipertensi pada obesitas antara lain peningkatan sistem saraf simpatik, meningkatnya aktivitas renin angiotensin aldosteron (RAAS), peningkatan leptin, peningkatan insulin, peningkatan asam lemak bebas (FFA), peningkatan endotelin 1, terganggunya aktivitas natriuretic peptide (NP), serta menurunnya nitrit oxide (NO).
Cara Menentukan Obesitas
Obesitas berkaitan tidak hanya dengan berat badan total, namun juga distribusi lemak yang tersimpan di dalam tubuh. Secara klinis obesitas dapat dengan mudah dikenali antara lain:
- wajah membulat
- pipi tembam
- dagu rangkap
- leher relatif pendek
- dada membusung dengan payudara yang membesar mengandung jaringan lemak
- perut membuncit disertai dinding perut yang berlipat-lipat
- kedua tungkai berbentuk X dengan kedua pangkal paha bagian dalam saling menempel dan bergesekan. Akibatnya, dapat terjadi laserasi dan ulserasi yang dapat menimbulkan bau yang kurang sedap.
- Pada anak laki-laki, penis tampak kecil karena tersembunyi jaringan lemak suprapubik (burried penis).
Teknik yang digunakan untuk menentukan akumulasi lemak yang ada di dalam tubuh seseorang, antara lain:
- Mengukur dan menghubungkan berat badan dengan tinggi badan menggunakan Body Mass Index (BMI) / Indeks Massa Tubuh (IMT)
- Pengukuran lemak subkutan dengan mengukur tebal lipatan kulit
- Variasi lingkar badan, biasanya merupakan rasio dari pinggang dan panggul.
Etiologi Obesitas
Obesitas merupakan penyakit dengan etiologi yang sangat kompleks dan belum sepenuhnya diketahui. Keadaan obesitas terjadi jika makanan sehari-harinya mengandung energi yang melebihi kebutuhan anak yang bersangkutan (positive energy balance). Pada umumnya, berbagai faktor yang menentukan keadaan obesitas seseorang seperti:
a. Herediter
Anak yang obes biasanya berasal dari keluarga penderita obesitas. Bila kedua orangtua obes, sekitar 80% anak-anak mereka akan menjadi obes. Bila salah satu orang tua obes kejadiannya menjadi 40% dan bila kedua orangtua tidak obes maka prevalens obesitas akan turun menjadi 14%.
Peningkatan risiko menjadi obesitas tersebut kemungkinan disebabkan oleh pengaruh gen atau faktor lingkungan dalam keluarga.
b. Pola makan
Peran nutrisi dimulai sejak masa gestasi. Perilaku makan mulai terkondisi dan terlatih sejak bulan-bulan pertama kehidupan yaitu saat diasuh orang tua. Pemberian susu botol pada bayi mempunyai kecenderungan diberikan pada jumlah yang berlebihan sehingga risiko menjadi obesitas menjadi lebih besar daripada ASI saja.
Akibatnya anak akan terbiasa untuk mengkonsumsi makanan melebihi kebutuhan dan berlanjut ke masa prasekolah, masa usia sekolah, sampai masa remaja.
Peranan diet terhadap terjadinya obesitas sangat besar, terutama diet tinggi kalori yang berasal dari karbohidrat dan lemak. Masukan energi tersebut lebih besar daripada energi yang digunakan.
Anak-anak usia sekolah mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji (junk foods dan fast foods), yang umumnya mengandung energi tinggi karena 40-50% nya berasal dari lemak.
c. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik sehari-hari dipercaya menjadi salah satu faktor munculnya obesitas pada seseorang.
d. Gangguan Hormonal
Walaupun sangat jarang, adakalanya obesitas disebabkan oleh endocrine disorder, seperti pada Sindroma Cushing, hiperaktivitas adrenokortikal, hipogonadisme, dan penyakit hormon lain.
Risiko Komplikasi Obesitas
Dampak obesitas, meliputi faktor resiko kardiovaskular, sleep apneu, gangguan fungsi hati, masalah ortopedik yang berkaitan dengan obesitas, kelainan kulit serta gangguan psikiatrik.
Komplikasi pada :
Gastrointestinal : Kolelitiasis, pankreatitis, hernia abdomen, GERD.
Metabolik–Endokrin : Metabolic syndrome, resistensi insulin, toleransi glukosa terganggu, DM tipe II ,dislipidemia, sindrom ovarium polikistik.
Kardiovaskuler : Hipertensi, penyakit jantung koroner, gagal jantung kongestif, aritmia, cor pulmonale, stroke iskemik, thrombosis vena dalam, emboli paru.
Respirasi : Abnormalitas fungsi paru, obstructive sleep apnea, sindrom hipoventilasi.
Obesitas Muskuloskeletal : Osteoarthritis, gout arthritis, low back pain
Ginekologi : Menstruasi abnormal infertilitas
Genitourinaria: Urinary stress incontinence
Ophtalmologi : Katarak
Neurologi : Hipertensi intrakranial idiopatik (pseudotumor cerebri)
Kanker : Esophagus, kolon, empedu, prostat, payudara, uterus, serviks, ginjal
Pencegahan Obesitas
Pencegahan dilakukan dengan menggunakan dua strategi pendekatan, yaitu:
- Strategi pendekatan populasi untuk mempromosikan cara hidup sehat pada semua anak dan remaja beserta orangtuanya.
- Strategi pendekatan pada kelompok yang berisiko tinggi pada obesitas.
Anak-anak yang berisiko menjadi obesitas adalah seorang anak yang salah satu atau kedua orangtuanya obesitas dan anak yang memiliki kelebihan berat badan semenjak masa kanak-kanak.
Tatalaksana Komprehensif Obesitas
Tatalaksana komprehensif obesitas meliputi penanganan obesitas dan dampak yang muncul. Prinsip penatalaksanaannya adalah mengurangi asupan energi dan meningkatkan pengeluaran energi.
Caranya :
- pengaturan diet.
- peningkatan aktivitas fisik.
- memodifikasi perilaku.
- keterlibatan keluarga dalam proses terapi.
Pengobatan dengan herbal
AGARILLUS HERBAL DRINK
Membantu melisiskan lemak dan memperbaiki sistim metabolisme tubuh yang dapat menjadi pemicu munculnya obesitas dan komplikasinya.
Ditulis oleh:
dr. Ipak Ridmah Rikenawaty, M.Si
Konsultan Kesehatan CV. Mutiara Berlian
Cek website dan sosial media kami di bawah ini.
Marketplace : https://mutiaraberlian.com/
Bukalapak : https://www.bukalapak.com/u/mutiaraberliancv
Tokopedia : https://www.tokopedia.com/mutiaraberliancv
Instagram : https://www.instagram.com/agarillusseries/
Facebook : https://www.facebook.com/agarillusseries354
Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCvviHyuMJ