Pengertian Sinusitus
Sinusitis adalah peradangan pada salah satu atau lebih mukosa sinus paranasal. Sinusitis maksila kronis adalah peradangan mukosa sinus maksila dengan keluhan lebih dari 3 bulan.
Berbeda dengan sinusitis akut, sinusitis kronis biasanya sukar disembuhkan dan hasil pengobatan sering mengecewakan. Penderita biasanya mempunyai keluhan hidung tersumbat, sakit kepala, cairan mengalir di belakang hidung, hidung berbau dan penciuman berkurang.
Berbagai etiologi dan faktor predisposisi berperan dalam timbulnya penyakit ini, seperti deviasi septum, polip kavum nasi, tumor hidung dan nasofaring serta alergi. Hanya 25% disebabkan oleh infeksi, selebihnya 75% disebabkan oleh alergi dan ketidakseimbangan pada sistim saraf otonom yang menimbulkan perubahan-perubahan pada mukosa sinus.
Alergi adalah salah satu faktor prediposisi dalam patogenesis sinusitis maksila kronis, yang mengakibatkan edema mukosa dan hipersekresi. Keadaan ini akan menimbulkan penyumbatan muara sinus mengakibatkan stasis sekret. Hal ini sebagai medium infeksi yang akhirnya menyebabkan sinusitis kronis.
Penyakit alergi adalah suatu penyimpangan reaksi tubuh terhadap paparan bahan asing yang menimbulkan gejala pada orang yang berbakat atopi, sedangkan pada kebanyakan orang tidak menimbulkan reaksi apapun. Gangguan alergi pada hidung ternyata lebih sering dari perkiraan dokter maupun orang awam, yaitu menyerang sekitar 10 % dari populasi umum.
Sinusitis dibagi menjadi
- SinusitisAkut, bila infeksi beberapa hari sampai beberapa minggu.
- Sinusitis Sub-akut, beberapa minggu sampai beberapa bulan.
- SinusitisKronis, beberapa bulan sampai beberapa tahun.
Sinus maksila merupakan sinus yang paling sering terinfeksi, karena merupakan sinus paranasal yang terbesar, letak muaranya lebih tinggi dari dasar sinus, sehingga aliran sekret (dreanase) dari sinus maksila sangat tergantung dari gerakan silia.
Dasar sinus maksila adalah dasar akar gigi (prosesus) sehingga infeksi gigi dapat menyebabkan sinusitis maksila. Muara sinus maksila terletak di meatus medius, di sekitar hiatus semilunaris yang sempit sehingga mudah tersumbat.
Rinitis alergi dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, bila terdapat 2 atau lebih gejala seperti bersin-bersin lebih 5 kali setiap serangan, hidung dan mata gatal, ingus encer lebih dari satu jam dan hidung tersumbat, maka dinyatakan positif.
Selain faktor alergi, faktor cuaca seperti udara dingin menyebabkan aktivitas silia mukosa hidung dan sinus berkurang, sedangkan udara yang kering dapat menyebabkan terjadinya perubahan mukosa, sehingga timbul sinusitis.
Faktor lainnya adalah obstruksi hidung yang dapat disebabkan kelainan anatomis, misalnya deviasi septum, hipertropi konka, bula etmoid dan infeksi serta tumor. Biasanya tumor ganas hidung dan nasofaring sering disertai dengan penyumbatan muara sinus.
Hubungan sinusitis dengan penyakit atau kelainan paru, dikenal sebagai sindrom sinobronkial dan kelainan paru yang bersamaan dengan sinusitis ialah bronchitis kronis, asma bronkial dan bronkiektasis.
Gejala klinis
Gejala klinis sinusitis maksila kronis sangat bervariasi, dari ringan sampai berat:
1. Gejala hidung
a. Obstruksi hidung
Keluhan ini sering dirasakan oleh penderita sebelum terjadi sinusitis, karena adanya rinitis alergi dan polip yang timbul sebelumnya.
b. Sekret hidung
Pada sinusitis alergi maka cairan yang keluar bersifat serous kadang-kadang mukoid yang berlebihan. Bila sekret berubah menjadi mukupurulen, biasanya sudah terjadi proses paradangan dan bila sekret bercampur darah, terutama unilateral dicurigai adanya keganasan.
c. Post nasap drip (ingus belakang hidung)
Merupakan gejala yang paling sering ditemukan dan dirasakan sebagai perasaan kering dari tenggorok, rasa panas di belakang hidung serta rasa tidak nyaman di mulut.
d. Epistaksis
Disebabkan karena peradangan dan vasodilatasi pembuluh darah pada mukosa hidung.
e. Gangguan penghirup
Ada keluhan kakosmia, penderita merasakan bau busuk, bahkan bau dapat tercium oleh orang lain, biasanya karena kelainan anatomi hidung. Pada sinusitis kronis dengan dasar rinitis alergi biasanya keluhannya hiposmia sampai anosmia dan kadang-kadang parosmia.
f. Ekskoriasi sekitar lubang hidung
Seringkali ditemukan pada anak-anak dan dianggap sebagai tanda sinusitis kronis.
g. Allergic salute
Yaitu gerakan punggung tangan menggosok hidung karena gatal, keadaan ini sering tampak pada anak-anak dan menimbulkan garis melintang di dorsum nasi bagian sepertiga bawah, yang disebut allergic crease (linea nasalis).
2. Gejala faring
Rasa kering tenggorok yang disebabkan oleh faringitis dan tonsillitis.
3. Gejala telinga
Sinusitis kronis dapat menyebabkan nasofaringitis, sehingga terjadi edema mukosa dan obstruksi tuba Eustachius dan kadang-kadang dapat terjadi otitis media serosa kronis karena alergi sebagi gangguan dasarnya.
4. Nyeri kepala
Mempunyai sifat khas yaitu nyeri pada pagi hari dan akan berkurang atau hilang setelah siang hari. Hal ini diduga karena penimbunan sekret dalam rongga hidung dan sinus serta adanya stasi vena pada malam hari, sedangkan pada siang hari karena posisi tegak, drenase baik.
5. Gejala mata
Berupa keluhan mata gatal dan lakrimasi yang disebabkan karena obstruksi dan infeksi duktus lakrimalis,sehingga sering terjadi konjungtivitis. Pada anak terdapat bayangan gelap di bawah mata yang terjadi karena statis vena sekunder akibat obstruksi hidung, yang disebut allergic shiners (black eyes of allergy). Dapat timbul Dennise line, yaitu adanya lipatan (alur) di bawah palpebra inferior oleh karena kontraksi otot polos di bawah palpebra inferior, gambaran ini tampak sejak bayi dan berhubungan dengan rinitas alergi dan dermatitis atopi.
6. Gejala saluran nafas
Batuk dan kadang-kadang terdapat komplikasi di paru, berupa bronchitis atau bronkiektasis atau asma bronkial, sehingga terjadi penyakit sinobronkitis.
7. Gejala saluran cerna
Mukopus yang tertelan dapat menimbulkan gangguan pencernaan, nausea dan gastritis ringan.
8. Lidah geografik (geographic tongue)
Disebabkan adanya glositis kronis.
9. Allergic or adenoid faces/sad looking faces
Bernafas melalui mulut, mulut terbuka, allergic or shiners dan kemungkinan disertai maloklusi gigi. Hal ini disebabkan alergi dan pembesaran tonsil atau adenoid.
10. Gejala umum
Kadang-kadang disertai rasa lesu dan demam yang tidak begitu tinggi.
Pencegahan
- Meningkatkan daya tahan tubuh.
- Sebisa mungkin memprotek diri dari faktor alergi yang memberatkan diri masing masing individu.
- Banyak terkena matahari, terutama untuk individu yang alergi terhadap cuaca dingin.
Pengobatan
AGARILLUS CELTE
Membantu meningkatkan daya tahan tubuh, melawan kuman atau virus penyebab sinusitis.
AGARILLUS DROP
Meningkatkan daya tahan tubuh, menguatkan organ tubuh dan jaringan tubuh terutama dalam kondisi perdangan.
PROKAN
Digunakan dalam kondisi sinusitis kronis, dimana sudah terjadi penyumbatan pada saluran nafas, dan juga pernafasan yang berbau dan mengeluarkan lendir yang berbau pula.
NOTE (Catatan oleh dokter)
Sinusitis pada umumnya disebabkan oleh alergi, maka bisa dikatakan sebagai penyakit menahun yang tidak kunjung sembuh. Untuk itu maka mengatasi faktor alergi adalah faktor utama yang harus dilakukan. Herbal yang dikonsumsi rutin untuk meningkatakan imunitas tubuh terutama dalam kondisi alergi atau hipersenstif antara lain, yaitu:
- AGARILLUS CELTE, diminum 1 x 1 sloki.
- AGARILLUS DROP, diminum 1 x 11 tetes.
- MADU ROYAL JELLY AGARILLUS, diminum 1 x 1 sendok makan.
Herbal-herbal ini dikonsumsi rutin untuk meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga tubuh akan sanggup melawan faktor alergen yang masuk ke dalam tubuh dan reaksi sinusitis pun akan dapat terhindarkan.
Ditulis oleh:
dr. Ipak Ridmah Rikenawaty, M.Si
Konsultan Kesehatan CV. Mutiara Berlian